Share !

Love Birds

Di suatu pagi aku datang pada rumah yang sama. Aksi-reaksi dari alam. Dingin dan berembun. Aku duduk disebuah kursi jerami. Memandang awan nostalgia di musim kemarau. Wangi wangian rumput dan spora bunga masih sama seperti dua tahun lalu. Hatiku juga masih sama seperti dulu. Kokoh dan penuh warna. Hanya langit yang selalu berubah-ubah dan juga waktu.



Aku masih memandangi pintu itu. Menunggu seseorang keluar dan memberikan senyumnya. Sempurna seperti menarik kebawah garis melintang dari dua titik. Ia datang berdiri tegak lalu membungkukkan badannya, memberikanku segelas minuman hangat dengan tergesa-gesa. Aku nyaris tak berpindah pandangan dari setiap frame gerakannya. Untuk saat ini hal yang membuat manis bukanlah reaksi kimia glukosa di lidah. Kau mungkin tidak tahu, tapi aku tahu persis untuk apa aku datang lebih pagi dari matahari, hanya untuk mempermanis jalur waktu hidup. Tuhan memang programmer yang baik.

Aku telah lama memandanginya. Kini kami beranjak dari tempat itu. Berjalan empat kaki dengannya. Aku selalu ingat disetiap langkah kami dengan lagu yang pernah Ia nyanyikan untukku. Kurasa Ia telah berhasil mengutip bagian lirik yang tepat dan mengambil seluruh hatiku untuk bayarannya. Kini aku tidak memiliki apa-apa lagi, kecuali dirinya. Ia menatapku dan merangkulku dengan hangat. Aku tak habis fikir jika sekarang Tuhan sedang membuat program yang bagus. Suasana yang semula penuh tawa menjadi diam. Aku memegang tangannya erat. Ia hampir membuatku mati, matanya berbinar dan mengatakan padaku jika dirinya bahagia karena aku telah terlahir di dunia, dan menemukanku di antara miliyaran manusia dengan radarnya. Kini aku tahu sesuatu lebih dari yang aku tahu. Aku tak perlu bukti lain untuk bisa percaya. Ia terlalu jujur untuk saat yang tepat. Kejutan yang tepat untuk jantung yang hampir mati. Ya, sudah kubilang Tuhan itu programmer yang baik bukan?

Kini kami harus pergi ke suatu tempat. Berpegangan erat di pinggangku. Kami adalah love bird yang bahagia. Terbang bebas bersama-sama. Menghadapi angin yang berubah ubah dengan kepala radar. Menghadapi hal yang sulit dilakukan dan menggapainya sampai dapat. Mencari sangkar yang tepat untuk berdua.

0 komentar:

Visitor Hit